Self-Care Harian untuk Jiwa yang Gelisah

Rutinitas kecil yang bantu bikin pikiran lebih aman, hangat, dan nggak sendirian.

Kegelisahan nggak selalu datang sebagai serangan besar — kadang dia nyelinap di tengah hari, saat buka chat, di jam tidur, atau pas suasana tiba-tiba sepi. Self-care harian bukan soal skincare 10 step atau liburan ke Bali. Tapi soal ritual kecil yang kamu ulang, yang bikin sistem saraf merasa “gue aman, gue nggak sendiri.”

Berikut beberapa praktik self-care yang realistik dan relevan buat kamu coba mulai hari ini:


1. Journaling 5 Menit (Nggak Perlu Estetis)

Manfaat: menurunkan overthinking, bantu benahi emosi acak.

Cara simpel:

  • Tulis 3 hal: “Apa yang aku rasakan? Kenapa? Apa yang kubutuhin sekarang?”

  • Atau format cepat:
    ✦ “Hari ini aku…”
    ✦ “Yang bikin aku kepikiran adalah…”
    ✦ “Aku bisa menghadapi ini dengan…”

Nggak perlu rapi. Coret-coret di catatan HP pun boleh.


2. Check-In Tubuh (30 Detik)

Manfaat: narik kamu dari kepala yang berisik ke tubuh yang nyata.

Coba:

  • Tarik napas 3 kali perlahan

  • Scan dari bahu → rahang → tangan → dada

  • Lepaskan bagian yang tegang

Kadang kecemasan bukan pikiran duluan, tapi badan yang kasih sinyal.


3. Dukungan Peer atau Inner Circle

Manfaat: rasa koneksi mengurangi “gue sendirian menghadapi ini”.

Bisa dalam bentuk:

  • Chat ke teman yang nggak nge-judge: “lagi anxious, boleh curhat bentar?”

  • Kirim emoji kode 😮‍💨 / 🫂 / ✅ untuk bilang “aku butuh ditemenin”.

  • Grup kecil online/offline yang saling cek kabar.

Koneksi nggak harus panjang, yang penting terasa.


4. Morning or Night Affirmation (Realistis, bukan toxic positivity)

Contoh yang nggak mengada-ada:

  • “Aku boleh takut tapi tetap bisa jalan pelan.”

  • “Nggak apa-apa kalau harinya nggak produktif.”

  • “Aku nggak sendirian, aku sedang belajar.”

Ucapkan sambil napas panjang, 1–2 kali sehari.


5. Digital Pause Micro Break

Manfaat: ngurangin overload dari info, notifikasi, dan komparasi sosial.

Coba:

  • Mode jangan ganggu 15 menit

  • Scroll timer (misalnya 10 menit lalu berhenti)

  • Hapus satu app yang paling konsumsi energi mental

Kamu nggak harus selalu tersedia.


6. Mini Gratitude Practice (Anti-cringe version)

Bukan “aku bersyukur atas segalanya”, tapi kayak:

  • “Tadi aku nggak nangis walau hampir.”

  • “Aku makan siang tepat waktu.”

  • “Ada orang yang balas chatku hari ini.”

Hal kecil tetap valid.


7. Soft Routine Sebelum Tidur

Tujuan: bikin otak ngerti kalau sudah waktunya istirahat.

Contoh:

  • Matikan lampu terang

  • Ganti suasana HP ke mode malam

  • Minum air hangat

  • Tulis 1 kalimat penutup hari

Biar tidur bukan perang.


8. Kontak Sosial Mini (Bukan selalu curhat)

  • Senyum tipis ke orang rumah

  • Balas chat sederhana

  • Join call bareng teman main game

  • Ngucapin “semangat ya” ke siapa pun

Kadang validasi hadir dari interaksi kecil.


9. Ruang Aman Pribadi (Fisik atau Mental)

Bisa berupa:

  • Playlist “calming mode”

  • Selimut favorit

  • Kursi pojokan yang kamu suka

  • Memori visual tempat yang bikin nyaman

Simpen itu sebagai tempat “landing” saat cemas muncul.


10. Sadar Batas Energi

Self-care bukan “ngerjain semua”, tapi:

  • Stop saat capek

  • Bilang “nanti aja ya”

  • Nolak hal yang bikin kamu drop

  • Minta bantuan tanpa harus alasan panjang

Dewasa bukan berarti kuat terus.


Mini Checklist Harian (Versi Ringkas)

✔ Napas 3x sadar tubuh
✔ Journaling / voice note singkat
✔ Chat pendek ke satu orang aman
✔ Hindari scrolling tanpa tujuan
✔ Tutup hari dengan kalimat lembut


Yang Perlu Diingat:

  • Self-care harian itu maintenance, bukan pelarian.

  • Kamu nggak harus happy terus, cukup stabil dan merasa aman.

  • Nggak ada cara “paling benar”. Yang penting terasa manusiawi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top